Friday, July 4, 2008

Ratu Boko Yang Misterius

vacancy yogyakarta pakansi Ratu Boko Yang Misterius jalan-jalan jogjakartaCandi Ratu Boko dapat dicapai dari Yogyakarta melalui jalan raya Yogyakarta-Solo, kurang lebih pada Km 17 atau pertigaan Prambanan berbelok ke kanan sejauh + 3 Km.

Bangunan utama situs Ratu Boko ditemukn pertama kali pada abad ke-17 oleh arkeolog Belanda, HJ De Graaf. Bagian pertama yang ditemukan adalah bangunan yang menyerupai gerbang, candi, kolam, gua, pagar dan alun-alun, candi pembakaran, serta paseban. Petilasan bangunan pendopo, balai-balai, tiga candi kecil, kolam, dan keputren terdapat di sebelah tenggara. Sedangkan gua Wadon, gua Lanang, dan beberapa gua lainnya, serta kolam dan arca Budha berada di sebelah timur.

Dari situ situ ditemukan bukti tertua yang berangka tahun 792 Masehi berupa Prasasti Abhayagiriwihara. Prasasti itu menyebutkan seorang tokoh bernama Tejahpurnpane Panamkorono. Diperkirakan dia adalah Rakai Panangkaran yang disebut-sebut dalam Prasasti Kalasan tahun 779 Masehi, Prasasti Mantyasih 907 Masehi, dan Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Rakai Panangkaran lah yang membangun candi Borobudur, candi Sewu, dan candi Kalasan. Meski demikian situs Ratu Boko masih diselimuti misteri. Belum diketahui kapan dibangun, oleh siapa, untuk siapa, dan sebagainya. Orang hanya memperkirakan itu sebuah bangunan keraton.

Menurut Prof. Buchori, seorang ahli sejarah, bangunan Keraton Boko merupakan benteng pertahanan Balaputradewa atau Rakai Kayuwangi diserang oleh Rakai Walaing Puhuyaboni, cicit laki-laki Sanjaya yang merasa lebih berhak atas tahta daripada Rakai Pikatan, karena Rakai Pikatan hanyalah suami dari Pramodharwani, puteri mahkota Samarottungga yang beragama Budha.

Dalam pertempuran tersebut Rakai Walaing berhasil dipukul mundur dan terpaksa mengungsi di atas perbukitan Ratu Boko dan membuat benteng pertahanan di sana. Namun pada akhirnya Keraton Boko dapat digempur dan diduduki Rakai Kayuwangi yang secara sengaja merusak Prasasti yang memuat silsilah Rakai Walaing.

0 comment: