Monday, June 23, 2008

Kampung Gudeg Wijilan

vacancy yogyakarta kampung gudeg wijilan yu djum pakansi gudeg yu djum barek slemanGudeg menjadi salah satu ikon tersendiri bagi Jogja. Dan jika bicara makanan khas yang berbahan utama nangka muda ini tidak bisa dipisahkan dengan daerah kampong Wijilan yang terletak di seberang timur Alun-alun Utara Kraton Jogja.

Wijilan mempunyai sejarah panjang hingga menjadi kampong gudeg. Pada tahun 1942, seorang perempuan bernama Bu Slamet untuk pertama kalinya mendirikan warung gudeg di daerah ini. Beberapa tahun kemudian warung gudeg di daerah itu bertambah dua, yakni warung gudeg Campur Sari dan warung gudeg Ibu Djuwariah yang kemudian dikenal dengan sebutan gudeg Yu Djum yang begitu terkenal sampai sekarang.

Ketiga gudeg tersebut mampu bertahan hingga 40 tahun. Sayangnya, sekitar 1980-an warung Campur Sari tutup dan baru 13 tahun kemudian muncul satu lagi warung gudeg dengan label gudeg Ibu Lies. Sampai saat ini warung makanan khas ini berjumlah puluhan buah.

Gudeg Wijilan memang bercita rasa khas, berbeda dengan gudeg pada umumnya. Gudegnya kering dengan rasa manis. Cara masaknya pun berbeda, yakni dengan merebus selama 24 jam dengan suhu 100 derajat celcius. Cara memasak seperti ini menjadikan gudeg wijilan bisa bertahan berhari-hari. Sehingga bagi anda yang berasal dari luar Jogja yang ingin membawa oleh-oleh gudeg tidak perlu khawatir akan basi.

Untuk mencapai daerah ini juga tidak terlalu sulit. Dari Alun-alun utara anda cukup naik becak atau dokar (andong) dengan tarif tidak lebih dari Rp 5.000.

Sebenarnya di Jogjakarta selain kampong Wijilan juga ada daerah lain yang juga merupakan sentra gudeg. Salah satunya adalah daerah Barek, sleman.

0 comment: