Monday, June 23, 2008

Museum Kereta, Garasi Angkutan Para Raja

vacancy yogyakarta museum kereta keraton yogyakarta pakansi jogjakartaMuseum Kereta berada tepat di sebelah barat Keraton dan hanya berseberangan jalan saja. Ada sekitar 23 kereta milik Keraton Jogja yang disimpan di museum seluas kurang lebih 1.400 meter persegi ini. Hampir semuanya merupakan buatan Eropa dan masih dianggap keramat.

Beberapa kereta yang disimpan di kereta ini antara lain Kereta Kyai Jongwiyat yang dibuat Belanda pada tahun 1880, atau pada masa HB VII. Kereta ini dipergunakan panglima perang untuk memeriksa pasukannya. Ditarik enam ekor kuda dan masih digunakan ketika HB X menikahkan putrinya.

Selain itu ada juga Kereta Kyai Jolodoro buatan Belanda pada tahun 1815, atau masa HB IV. Kereta Jolodro adalah kereta pesia dan dikendalikan empat ekor kuda. Sedangkan Kereta Rotobiru, buatan Belanda tahun 1901 pada masa Sri Sultan HB VIII dipergunakan untuk manggala yudha bagi panglima perang. Pada saat HB X menikahkan putrinya, kereta ini dipergunakan untuk mengangkut besan mertua. Kereta ini ditarik oleh 4 ekor kuda.

Yang paling dikeramatkan adalah Kereta Garuda Yeksa yang merupakan kereta kencana yang hanya dipergunakan untuk penobatan raja saja. Kereta ini buatan Belanda pada 1861, atau pada masa HB VI. Namun desainya sudah dibuat oleh HB I. Ditarik 8 ekor kuda yang sama baiknya warna maupun jenis kelaminnya. Sampai saat ini kondisi kereta seluruhnya masih asli termasuk lambang Burung Garuda-nya yang terbuat dari emas 18 karat seberat 20 kg.

Kereta lainnya adalah Kereta Mondro Juwolo yang dulunya dipakai oleh Pangeran Diponegoro. Kereta ini juga dibuat pada 1800 di Belanda dan ditarik enam ekor kuda. Kereta Kanjeng Nyai Jimad, buatan Belanda 1750 yang merupakan hadiah dari Spanyol, dipergunakan sebagai alat transportasi sehari-hari Sri Sultan HB I – III, kondisi seluruhnya masih asli.

Sedangkan kereta yang digunakan untuk mengangkut jenazah raja yang mangkat dari keraton ke makam imogiri adalah Kereta Roto Praloyo yang dibeli pada masa Sri Sultan HB VIII pada tahun 1938. Kereta ini ditarik delapan ekor kuda.

0 comment: