Thursday, September 4, 2008

Candi Gampingan, sejarah yang belum terungkap

Kompleks Candi Gampingan terletak di Dusan Gampingan, Piyungan, Bantul. Penggalian penyelamatan terhadap situs tersebut telah dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada 1995,1996, dan. 1997.
Data arkeologi yang berhasil ditemukan berbentuk tujuh buah bangunan yang tidak utuh, tiga buah area yang terbuat dari perunggu, dua buah area yang terbuat dari batu andesit, benda-benda yang terbuat dari emas, fragmen-fragmen unsur bangunan, dan benda-benda keramik.
Salah satu di antara tujuh buah bangunan yang ditemukan merupakan bangunan paling besar dan paling kompleks di Situs Candi Gampingan yang merupakan bangunan utama.
Di dalam bangunan induk, ditemukan tiga buah area Dhyani Buddha Vairocana dan perunggu, area Jambhala dan area Candralokesvara dari batu andesit, satu buah frogmen area dari keramik, delapan buah miniatur benda emas dan satu buah cincin emas, juga fragmen-framen gerabah.
Berdasarkan temuan area diperkirakan Candi Gampingan merupakan candi Buddha yang menempatkan Dewa Jambhala sebagai dewa utama yang dipuja, sedangkan area Candralokesvara yang ditemukan bersama-sama dengan Jambhala menunjukkan aliran Tantraisme dalam Buddha Mahayana.
Denah Candi Gampingan berbentuk segi empat yang berukuran 4,64 m. x 4,65 m. Tinggi Candi Gampingan yang masih tersisa 1,2 m., terdiri atas delapan lapisan batu putih yang disusun dengan teknik kait. Selain teknik kait, digunakan juga "teknik las", yaitu penyisipan batu ke dalam rongga-rongga yang menghubungan satu batu dengan batu lainnya.
Secara morfologis, bagian-bagian yang tersisa pada Candi Gampingan adalah bagian kaki candi yang terdiri atas alas, perbingkaian bawah, tubuh kaki bagian tengah, dan perbingkaian atas. Alas pada bangunan tersebut profilnya rata, dan di atasnya terdapat perbingkaian bawah kaki yang terdiri atas pelipit bawah, bingkai sisi genta, dan bingkai rata. Tubuh kaki bagian tengah Candi Gampingan mempunyai sebelas bidang sebagai tempat relief dipahatkan. Perbingkaian atas kaki terdiri atas bingkai rata serta satu lapis bingkai di atasnya yang dihias dengan motif bunga dan untaian manik-manik.
Sampai saat ini belum ada data tertulis tentang tentang candi itu. Namun bangunannya mirip gaya abad IX.

1 comment:

kendovkrinn said...

salam sahabat :)
saya suka isi blog ini
trimakasih atas informasi2nya, alangkah lebih baik bila tiap tulisan disertai sumber referensi dan mungkin boleh ditambah pendapat/pandangan anda sendiri.. oh ya, sedikit koreksi, kata "area" yang dimaksud benar area(wilayah) atau "arca" (patung)?