Wednesday, September 17, 2008

Makam imajiner Malik Ibrahim

Syeh Maulana Maghribi adalah seorang saudagar Arab yang giat menyebarkan agama Islam di tempat-tempat yang disinggahi. Makamnya terletak di sebuah bukit di daerah Mancingan, Bantul.

Siapa sebenarnya Maulana Maghribi? Berdasarkan Babad Demak disebutkan tokoh ini merupakan salah satu pendatang dari Pasai, bahkan dipercaya sebagai keturunan Nabi Muhammad. Dia juga merupakan salah satu wali di tanah Jawa.

Setelah runtuhnya Majapahit dan digantikan dengan kekuasaan Islam Demak, para wali kemudian membagi wilayah dakwah. Semula Syeh Maulana Maghribi ditugasi ke daerah Blambangan dan kemudian menjadi menantu bupati di sana. Namun dengan alasan yang tidak jelas, Maghribi kemudian diusir dari daerah tersebut.

Setelah itu Maghribi pergi ke Tuban untuk bertemu dengan Sunan Bejagung dan Syekh Siti Jenar. Dari tempat ini kemudian dia melanjutkan perjalanan hingga sampai ke daerah Mancingan, Bantul dan bertemu dengan Kyai Selaening. Semula Syeh Maghribi tidak menyebutkan jati dirinya dan pura-pura menjadi murid Selaening. Namun lama kelamaan kedoknya itu terbongkar.

Saat itu kemudian terjadi debat agama antara Kyai Selaening dan Syeh Maghribi yang berakhir pada masuknya Selaening ke Islam. Dikisahkan Syeh Maghribi kemudian tinggal beberapa lama di daerah itu dia mendirikan padepokan di Gunung Sentana sedang Kyai Selaening tetap ada di sekitar Parangwedang.

Setelah dianggap cukup, Syeh Maulana Maghribi kemudian meninggalkan Mancingan dan berpesan agar tempatnya dijaga. Lama kelamaan orang kemudian meletakan nisan di sekitar padepokan itu yang dijadikan tempat ziarah. Jadi sebenarnya makam ini bukan makam sebenarnya dari Maghribi.

Syeh Maulana Maghribi yang sebenarnya adalah Syeh Maulana Malik Ibrahim selanjutnya pergi ke Jawa Timur dan meninggal di wilayah Gresik. Banyak keturunannya yang kemudian menjadi raja. Bahkan Ki Pemanahan dan Panembahan Senopati, juga dari garis keturunannya. Untuk mencapai daerah ini orang harus, menaiki tangga selebar kurang lebih 2 meter.

0 comment: