Monday, September 8, 2008

Pathok Negara, dari agama hingga pertahanan

pakansi Pathok Negara, jalan-jalan yoggyakartaPathok Negara atau disebut juga Pathok Negari merupakan Masjid Kagungan Dalem Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat. Pathok Negara sebenarnya merupakan sebutan salah satu jabatan dalam struktur pemerintahan di lingkungan kerajaan, yakni anggota penghulu pada peradilan.
Oleh Sultan, para Pathok Negara ini diberi izin untuk menempati sebuah wilayah perdikan dan mendirikan masjid di tempat itu. Wilayah yang ditempati para Pathok Negara ini terletak sekitar 5-10 km dari Kutanagara (pusat pemerintahan).
Terdapat lima masjid Pathok Negara yang terletak di empat penjuru. Tiga masjid yakni Masjid Babadan yang terletak di Kecamatan Banguntapan, Bantul (timur), Masjid Ploso Kuning di Ngaglik Sleman (utara) dan Masjid Mlangi, Kecamatan Gamping, Sleman (barat) dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Sedangkan dua masjid lain yang terletak di sebelah selatan Keraton yakni Masjid Dongkelan dan Masjid Wonokromo di Pleret baru dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IV Namun berdasarkan sejarah, rencana pembangunan dua masjid ini sudah ada sejak Hamengku Buwono I. Masjid Wonokromo juga merupakan satu-satunya masjid Keraton yang tidak dipimpin Pathok Negara.
Fungsi utama masjid ini tentu untuk penyebaran ajaran Islam, termasuk untuk kegiatan mengaji. Namun selain itu Masjid Pathok Negara juga berfungsi untuk peradilan serambi (pengadilan agama), serta untuk upacara pemakaman dan pernikahan. Selain itu masjid-masjid ini juga sebagai tempat pertahanan jika ada ancaman terhadap Keraton Jogja.
Bentuk dan arsitektur masjid Pathok Negara memiliki sejumlah kesamaan yakni terdapat kolam di halaman depan, kuburan di sebelah baratnya, pagar tembok tinggi yang menyerupai gapuro, bedug serta perangkat lainnya. Semua perangkat itu mempunyai fungsi dan arti sen¬diri-sendiri.

1 comment:

Blackjack Team said...

Your idea is brilliant